Pilkada 2024 dan Absennya Politik Gagasan

Adakah yang baru di Pilkada 2024? Jawabannya adalah, hampir tidak ada. Pilkada 2024 hanyalah pengulangan dari pilkada sebelumnya, masa lalu dan masa lalu.

Dikatakan kuno dan ketinggalan jaman karena pemilu 2024 hanya melaksanakan agenda demokrasi dan pelimpahan kekuasaan politik kepada kepala daerah tanpa melakukan perubahan politik yang substantif.

Harapan kita untuk mencapai politik yang bermakna tampaknya masih jauh.

Menurut Yodi Latif, secara struktural, kelembagaan, kebijakan kita berhasil dilaksanakan. Namun, dalam praktiknya, politik kita masih bersifat memecah belah dan korup.

Hal inilah yang membuat politik kita sulit keluar dari lingkaran setan kekuasaan politik. Bukannya memperbaiki (membongkar) sistem politik dan institusi politik, justru harkat dan martabat para aktor politik malah dirusak.

Hal ini terlihat dari perilaku politisi yang tidak punya ide, tindakannya, dan krisis misalnya.

Terakhir, Pemilu 2024 hanya menjalankan agenda demokrasi dari proses dan peralihan kekuasaan politik kepada pemimpin daerah tanpa melakukan perubahan politik yang substansial.

Di sisi lain, Pemilu 2024 hanya sekedar aksi politik dan pencitraan para politisi daerah untuk meraih kekuasaan di daerah. Poster-poster di jalan-jalan di sekitar mereka tanpa cerita atau ide apa pun menunjukkan apa yang terjadi pada para politisi di wilayah tersebut.

Ayolah Safi McCariff bilang dia politisi yang melihat ayam dan politisi yang suka ikan lele. Politisi yang berpikiran ayam adalah politisi yang hanya memikirkan kekuasaan, proyek, uang, dan perempuan. Negara ini tidak memiliki visi politik dan kemanusiaan yang luas.

Politik ideologi, kemanusiaan, dan partisipasi politik jauh darinya. Pikirannya seperti perutnya dan sepiring nasinya.

Politisi seperti itu tidak hanya dapat membangun sistem politik dan peradaban politik yang demokratis, tetapi juga merugikan “pasar” politik yang sudah mapan, yaitu sistem politik yang demokratis dan contoh politik yang baik.

Di sisi lain, politisi Fish adalah politisi yang memanfaatkan situasi politik yang tidak menentu, mengalihkan perhatian publik, dan menikmati di balik layar bagaimana mereka menikmati memerintah negara tanpa memikirkan rakyatnya.

Sistem politik jenis ini merupakan sistem politik periodik. Pilkada terlihat di tengah masyarakat dan terkesan berpihak pada rakyat. Usai pilkada, mereka menghilang tanpa jejak.

Siklus ini akan terus berulang tanpa adanya perubahan politik yang substansial, yakni perbaikan sistem politik, institusi politik, dan perilaku partai politik secara umum.

Lalu yang baru pada pemilu 2024, undang-undang tersebut dielakkan, dengan mengubah syarat minimal usia calon presiden suatu daerah, yang sebelumnya minimal 30 tahun terhitung sejak diputuskan calon presiden di daerah tersebut harus berusia 10 tahun. berusia minimal 30 tahun pada upacara peresmian. kepala Negara.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back To Top