GAZA, virprom.com – Alaa al-Nimer (34) adalah ibu dari tiga anak yang beberapa kali mengungsi dari Jalur Gaza selama perang.

Ia menceritakan pengalamannya saat bayinya lahir di jalanan. Kini, bayinya berusia enam bulan.

“Putri saya lahir di jalanan,” jelasnya merendah, dilansir Aljazeera, Minggu (28/7/2024).

Baca Juga: Israel Serang Sekolah Gaza, 30 Tewas, 100 Luka-luka

Dia menggambarkannya sebagai hari tersulit dalam hidupnya ketika dia melahirkan seorang anak di jalanan.

Dia dan suaminya Abdullah (36) serta putra mereka, Mohanned (7) dan Yamen (5) telah mengungsi sejak awal perang Gaza pada Oktober 2023.

Ketika rumah mereka di lingkungan Zeitoun di Kota Gaza dikepung pada bulan Oktober, keluarga tersebut pertama-tama pindah ke rumah kerabat dan kemudian ke rumah tetangga.

“Kami berangkat lebih dari 11 kali,” kata Alaa dengan suara lelah.

Keluarganya memutuskan untuk tinggal di Gaza utara ketika pasukan Israel memerintahkan orang-orang untuk pindah ke selatan.

“Ini masalah prinsip, kami tahu tidak ada tempat yang aman,” ujarnya.

Pada satu titik, tank-tank Israel mengepung rumah mereka dan melepaskan tembakan.

Baca juga: Lebanon Khawatir Perang Hizbullah dan Israel Akan Berubah Menjadi Perang Besar-besaran

Alaa, putranya dan 25 orang lainnya yang berada di dalam melarikan diri ke dalam gua ketika sebuah peluru menghantam rumah pada awal perang.

Namun saat itu tengah musim dingin dan Alaa sedang hamil delapan bulan. Dia berjalan empat jam ke timur bersama anak-anaknya untuk menghindari lalu lintas.

Pada saat itu, suaminya tinggal bersama ibunya yang sudah lanjut usia di tempat lain, dan sulit bagi mereka untuk tinggal bersamanya.

Alaa, anak-anaknya dan orang-orang di rumahnya berjalan ke Kota Kuno, dimana mereka berlindung di sebuah toko dekat gereja sampai keadaan aman.

Alaa berharap perang berakhir sebelum kelahirannya. “Saya tidak pernah berpikir saya akan dilahirkan dalam perang,” katanya.