Pengamat: Permintaan Maaf PDI-P Atas Kadernya yang Melanggar Konstitusi untuk Tunjukkan Sikap Legowo

JAKARTA, virprom.com – Pengamat Politik Universitas Islam (UIN) Syarif Hidayatullah Adi Prayitno menilai permintaan maaf Ketua Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PDI-P Puan Maharani saat membacakan 17 sikap politik partai tersebut bertujuan untuk menunjukkan sikap santai. sikap dan mendapatkan simpati dari penonton.

“PDI-P ingin menunjukkan sikap santai,” kata Adi saat dihubungi virprom.com, Minggu (26/5/2024).

Adi mengatakan permintaan maaf PDI Perjuangan datang karena kadernya melanggar etika dan konstitusi.

Baca juga: Ditinggal Jokowi, PDI-P Bisa Menangkan Pilpres karena Sosok Megawati

Adi mengatakan PDI-P menjadi sasaran perundungan pasca kampanye Pemilu 2024, padahal kadernya yang dinilai melanggar etika justru menang.

“PDI-P yang babak belur menghadapi perundungan, sementara kadernya yang dianggap melanggar etika justru menikmati indahnya kemenangan,” kata 

Sebelumnya, Puan Maharani meminta maaf kepada hadirin dengan suara gemetar dan berlinang air mata atas tindakan kadernya yang melanggar etika dan konstitusi.

Permintaan maaf tersebut merupakan salah satu poin dari 17 sikap politik PDI Perjuangan yang diputuskan dalam Rapat Kerja Nasional (Rakernas) ke-5.

“Sehubungan dengan perilaku kader partai yang tidak menjunjung tinggi etika politik, tidak disiplin dan melakukan hal-hal yang bertentangan dengan ideologi partai, serta melanggar konstitusi dan demokrasi…” kata Puan, Minggu (26/5/2024). .

Untuk mencegah hal serupa terulang kembali, Rapat Kerja Nasional ke-5 PDI-P mengusulkan agar partai memperbaiki sistem rekrutmen, pelatihan, pembentukan kader, dan alokasinya.

Baca juga: Pengamat Sebut Hasil Rakernas ke-5 PDI-P Jadi Sinyal Partai Banteng Oposisi Prabowo-Gibran

“Agar kejadian penyimpangan kader pada Pemilu 2024 tidak terulang kembali,” kata Puan.

Seperti diketahui, proses politik Pilpres 2024 diwarnai manuver politik Presiden Joko Widodo dan putranya, Gibran Rakabuming Raka.

Ayah dan anak yang diusung PDI-P dianggap pengkhianat. Gibran merupakan calon wakil presiden Prabowo Subianto dari Gerindra, Golkar, PAN, dan Demokrat.

Sementara PDI-P bersama PPP mengusung pasangan Ganjar Pranowo-Mahfud MD.

Keberhasilan Gibran menjadi calon wakil presiden tak lepas dari putusan Mahkamah Konstitusi (MK) yang diwarnai pelanggaran etik.

Baca juga: Sambil Menangis, Puan Minta Maaf Ada Kader PDI-P yang Tak Etis dan Melanggar Konstitusi. Dengarkan berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponsel Anda. Pilih saluran berita favorit Anda untuk mengakses saluran WhatsApp virprom.com: https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan Anda sudah menginstal aplikasi WhatsApp.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back To Top