Jokowi Harap Presiden Baru Tuntaskan Pengiriman Alkes ke RS Sasaran

JAKARTA, virprom.com – Presiden Jokowi Widodo berharap presiden baru dapat menyelesaikan pengiriman alat kesehatan yang lebih canggih ke seluruh rumah sakit sasaran di Tanah Air.

Hal itu disampaikannya pada Senin (5/6/2024) saat peluncuran program pelatihan kesehatan khusus berbasis rumah sakit pendidikan sebagai penyelenggara utama (PPDS RSPPU) di RSAB Harapan Kita, Jakarta Barat.

Peralatan medis meliputi MRI, cathlab, USG, elektrokardiogram (EKG) dan mammogram.

“Kalau RS yang tidak dikirim, apakah resonansi magnetik, lab kucing, mamografi, apa lagi? Puskesmas yang USGnya tidak dilakukan, nanti dikirim EKG lagi. Segera dilakukan, tentu saja tidak pada masa pemerintahan saya. , (tapi ) pemerintahan presiden baru selama ini,” kata Jokowi, Senin.

Baca juga: Demokrat Yakin SBY dan Jokowi Dukung ‘President’s Club’, Megawati Butuh Pemulihan Hubungan

Jokowi mengatakan peralatan yang ada di setiap rumah sakit berguna untuk mendukung penelitian sehingga sumber daya manusia di Indonesia lebih sehat.

Menurut Jokowi, sektor kesehatan harus memperhatikan fakta bahwa Indonesia memiliki bonus demografi, dimana penduduk usia kerja mencapai 68 persen.

“Semuanya benar-benar terlaksana dan penambahan demografi sebesar 68% sangat membantu lompatannya, kita sudah menjadi negara maju dengan PDB ekonominya bagus, PDB per kapitanya tinggi,” ujarnya.

Namun, lanjutnya, ketersediaan peralatan pendukung juga harus dibarengi dengan ketersediaan dokter spesialis yang merata di seluruh provinsi.

Baca Juga: Jumlah Dokter Spesialis di Indonesia Kecil Dibandingkan Negara ASEAN, Jokowi: Masuk 3 Besar, Tapi dari Bawah

Ia tidak ingin peralatan canggih yang dikirim pemerintah pusat terbuang sia-sia karena tidak ada dokter spesialis yang menggunakannya.

“Perlu segera diisi ulang, jangan sampai peralatan yang sudah sampai di kabupaten/kota datang ke provinsi dan menjadi sia-sia karena tidak ada dokter spesialisnya,” ujarnya.

Ia menilai ketersediaan dokter spesialis di Tanah Air masih rendah.

Berdasarkan data Badan Kesehatan Dunia (WHO) tahun 2019, rasio dokter spesialis di Indonesia hanya 0,47 per 1000 penduduk.

Ia juga menempati peringkat ke-147 dalam daftar ketersediaan spesialis. Di ASEAN, ketersediaan dokter spesialis di Indonesia menempati urutan ke-9.

Baca juga: Menurut Jokowi, Semua Negara Takut pada 3 Hal, Salah Satunya Harga Minyak

Berdasarkan laporan Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, Indonesia masih kekurangan sekitar 124.000 dokter keluarga dan 29.000 dokter spesialis. Saat ini Indonesia hanya mampu mencetak 2.700 tenaga profesional per tahun.

Permasalahan lainnya adalah sebaran tenaga ahli tidak merata di daerah, melainkan terkonsentrasi di Pulau Jawa dan kota-kota besar.

Tadi Menteri Kesehatan menyampaikan bahwa terdapat 24 fakultas kedokteran dan 420 rumah sakit, sehingga kedua mesin ini harus diluncurkan bersama-sama agar segera melahirkan dokter spesialis sebanyak-banyaknya yang berstandar internasional, jelas Jokowi. Dengarkan berita terkini dan berita pilihan kami langsung dari ponsel Anda. Pilih saluran berita favorit Anda untuk mengakses saluran WhatsApp virprom.com: https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Periksa apakah Anda telah menginstal WhatsApp.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back To Top