Perlukah Perokok Melakukan Deteksi Dini Kanker Paru?

virprom.com – Merokok merupakan faktor risiko terbesar terjadinya kanker paru-paru. Untuk itu, perokok berat atau mantan perokok disarankan untuk melakukan deteksi dini kanker paru-paru.

Selain merokok, faktor risiko kanker paru lainnya adalah kerentanan genetik, polusi udara, paparan zat kimia dan radioaktif, serta riwayat tuberkulosis.

Menurut dokter spesialis bedah toraks kardiovaskular Hariadi Hadibrata, di Indonesia angka kematian akibat kanker paru cukup tinggi dan banyak dialami oleh pasien laki-laki.

Hal ini dikarenakan masih kurangnya edukasi mengenai rokok dan kesadaran masyarakat untuk melakukan pemeriksaan kesehatan secara berkala, kata dokter dari RS Siloam MRCCC Semanggi, Jakarta.

Ia mengatakan, skrining kanker paru dianjurkan pada beberapa kasus, yaitu mantan perokok dan orang berusia di atas 50 tahun yang masih merokok.

“Skrining rutin dengan CT scan dapat membantu menemukan sel kanker pada tahap awal atau sel yang mungkin berkembang menjadi kanker,” kata dr Hadibrata.

Baca juga: Skrining Kanker Paru yang Efektif Melalui Metode LDCT

Skrining kanker paru juga dianjurkan jika terdapat riwayat keluarga dekat yang mengidap kanker paru, terutama jika didiagnosis pada usia muda.

Selain CT scan, pemeriksaan yang sering dilakukan dokter adalah rontgen dada, pemeriksaan dahak untuk analisis dahak, serta pemeriksaan genetik dan biomarker.

Biopsi

Tes lain yang biasa dilakukan adalah biopsi. Pemeriksaan ini untuk memastikan hasil skrining awal atau untuk mengetahui jenis dan stadium kanker.

“Biopsi memungkinkan dokter mengidentifikasi jenis sel kanker dan karakteristik spesifik lainnya. Misalnya, biopsi dapat membantu menentukan apakah sel kanker tersebut merupakan kanker paru-paru kecil atau kanker paru-paru non-kecil. Informasi ini akan mempengaruhi rencana pengobatan dan terapi yang diberikan,” kata Dr. Hadibrata

Baca juga: Berapa Lama Nikotin Bertahan di Aliran Darah?

Saat ini, prosedur biopsi dapat dilakukan dengan pembedahan minimal invasif, sehingga tidak diperlukan pembedahan terbuka untuk memasukkan alat ke dalam rongga dada.

Metode invasif minimal yang disebut Video Assisted Thoracoscopic Surgery (VATS) ini dilakukan dengan memasukkan kamera video kecil dan instrumen bedah melalui lubang yang dibuat di dinding dada berukuran kurang lebih 5 milimeter.

“Tidak semua kasus kanker paru berhak dikenakan PPN. “Setiap pasien memiliki situasi yang berbeda dan dokter akan mengevaluasi setiap kasus secara individual, termasuk lokasi dan stadium kanker, sebelum menentukan apakah PPN merupakan metode yang tepat untuk pasien tersebut,” kata Dr. Hadibrata

Gejala dan jenis kanker

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back To Top