Defend ID Targetkan Tingkat Komponen Dalam Negeri Alpalhankam Capai 55 Persen 3 Tahun Lagi

BANDAVAN, Kompass.com – Defence ID, integrasi industri pertahanan dalam negeri, bertujuan meningkatkan tingkat Ketersediaan Peralatan Pertahanan dan Keamanan (Alpalkancom) sektor dalam negeri (Alpalkancom) dalam negeri hingga 55 persen dalam tiga tahun ke depan.

Kepala Badan Intelijen Pertahanan Bobby Rashidin mengatakan, produksi alfalfa TKDN saat ini sudah mencapai 40 persen.

“Jadi kalau produknya rata-rata 40 persen, itu lingkungan lokal. Nah, efisiensi teknologinya tentu kita tingkatkan. Dengan meningkatkan kapasitas produksi, kita berharap TKDN bisa mencapai lebih dari 55 persen dalam dua tahun ke depan. tiga tahun, ” katanya, Sabtu.

Baca Juga: Eric Thohir Tunjuk Asisten Khusus Pravo sebagai Perwakilan PT Pindad

Bobby mengaku masih mengimpor bahan baku seperti mesin, berbagai jenis baja, bahkan komponen pesawat terbang.

Ketergantungan kita pada rantai pasok global di sektor-sektor ini masih tinggi. “Ini tantangan bagi Defence Identity, bagaimana kita bisa mengurangi ketergantungan pada rantai pasok internasional,” kata Bobby.

Bobby tak memungkiri rantai pasok pertahanan dan keamanan terganggu akibat maraknya konflik internasional.

Tantangan kita adalah terganggunya rantai pasokan global. Seperti yang bisa kita lihat, konflik Laut Merah menimbulkan banyak kerugian logistik.

Baca Juga: PR KSAU Tony Usai Dilantik: Kesiapan Operasional dan Perlu Adaptasi Seiring Hadirnya Alutsista Baru

Seperti yang Anda ketahui, situasi geopolitik di Timur Tengah semakin bergejolak setelah Iran menembak jatuh drone dan rudal di ISRO, yang ditanggapi oleh pemerintah Yahudi.

Belum lagi perang Rusia-Ukraina yang belum usai.

Selain itu, waktu pengiriman dan produksi lebih lama karena kebingungan internasional dan inflasi juga tinggi.

“Jadi kita juga tahu bahwa The Fed akan menurunkan suku bunga dalam jangka waktu yang lama. Artinya, bagian biaya produksi kita juga akan terkena dampaknya,” kata Bobby.

Namun, kebingungan yang terjadi di mana-mana menciptakan peluang bagi Identity Defense untuk tumbuh di pasar global.

Pasalnya, negara-negara di dunia berlomba-lomba meningkatkan anggaran pertahanannya.

Bobby mengatakan, hal ini tentunya menjadi peluang besar bagi Identity Defense untuk mengembangkan pasar globalnya.

Baca Juga: TNI kerahkan alutsista mulai dari helikopter hingga kapal perang untuk membantu masyarakat pulang kampung

Sekadar informasi, Defense Identity merupakan industri pertahanan swasta yang beranggotakan PT Lane Industries, PT Dahana, PT Pinad Persero, PT Dirgantara Indonesia, dan PT PAL Indonesia.

Sementara itu, Menteri Pertahanan Mohammad Herindra meminta Kementerian Pertahanan terus melakukan inovasi dan kerja sama.

Herindra mengatakan, “Kami yakin Defend ID telah menjadi perwakilan industri internasional kelas dunia dengan prestasi yang dapat dibanggakan oleh negara dan kawasan.” Dengarkan berita dan berita pilihan langsung dari ponsel Anda Pilih saluran berita favorit Anda untuk mengakses saluran WhatsApp virprom.com: https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan Anda sudah menginstal aplikasi WhatsApp.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back To Top