Stranas PK Sebut Masih Ada Pungli di Pelabuhan, tapi Ongkos Logistik Berhasil Ditekan

JAKARTA, virprom.com – Pungli atau pungutan liar disebut masih terjadi di kawasan pelabuhan, meski pemerintah sudah menerapkan sistem digitalisasi.

Ketua Tim Strategi Nasional Pemberantasan Korupsi (Stranas PK) Pahala Naingolan mengatakan, sistem pemerintahan yang dibangun pihaknya bersama 16 organisasi lainnya tidak serta merta membuat pelabuhan benar-benar kebal dari pelaku berulang.

Rezim pelabuhan yang buruk merupakan salah satu fokus Strategi Nasional PC yang ditetapkan melalui Peraturan Presiden (Perpres) pada tahun 2018.

“Benarkah dia masih harus kembali?” Ya, masih demikian. Sistemnya bilang kalau rakyat yang melakukannya,” kata Pahala dalam diskusi di Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Batavia, Selasa (3/7/2024). .

Baca Juga: PC menemukan makanan aneh di pelabuhan sebelum dimuat: Kapal diparkir selama seminggu dan rawan pembusukan

Pahala mengatakan, apapun sistem yang dibangun, selama dilakukan oleh masyarakat, masih ada masyarakat yang tidak bisa dikendalikan.

Namun, Pahala mengatakan pengelolaan pelabuhan lebih baik dengan bagian dari Strategi PC Nasional untuk mengurangi biaya logistik (bongkar muat pelabuhan) di Indonesia.

Menurut laporan Bank Dunia, biaya logistik di Indonesia sangat mahal yakni 24 persen PDB atau Rp 1,820 triliun.

Namun, setelah pengelolaan pelabuhan diperbaiki, kata Pahala, biaya logistik turun 12 hingga 13 persen.

“Kami menantang Bank Dunia untuk melakukan investigasi, dengan senang hati kami setuju teman-teman kami akan dinilai,” kata Pahala.

Baca Juga: Strategi PC Nasional Sebut Pemda Kekurangan 28.000 Auditor APIP

Menurut Pahala, salah satu cara untuk memberantas korupsi adalah dengan menekan biaya logistik.

Sebab, karena pelabuhan belum diperbaiki, maka pihak yang hendak membongkar kapal di pelabuhan harus memiliki lembaga administrasi di 16 lembaga atau kementerian yang ada di pelabuhan.

Dwell time (waktu bongkar kapal hingga meninggalkan pelabuhan) juga dikurangi dari tujuh hari menjadi satu hingga dua hari.

“Pencegahan korupsi itu seperti itu. Kalau dibilang sistem, tetap tergantung manusianya dibandingkan sistem, yang cepat bisa lambat, yang lambat bisa cepat,” ujar mantan auditor dunia ini. Dengarkan berita terkini dan pilihan berita kami langsung ke ponsel Anda. Pilih saluran berita favorit Anda, akses Saluran whatsapp virprom.com: https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D Pastikan Anda sudah menginstal aplikasi WhatsApp.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back To Top