Saat Kominfo Mengaku Tak Takut terhadap Peretas PDN yang Minta Rp 131 Miliar, Klaim Pegawainya Kerja 24 Jam

JAKARTA, virprom.com – Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) menyatakan tidak mudah bagi pelaku pembobolan Sistem Pusat Data Nasional (PDN) untuk mengintimidasi pemerintah Indonesia.

Pelaku PDN Sementara Surabaya menuntut uang tebusan setara 8 juta dolar Amerika Serikat (AS) atau Rp 131 miliar.

Menteri Komunikasi dan Informatika Budi Arie Setiadi terang-terangan menyatakan pemerintah tidak akan memenuhi permintaan peretas tersebut.

Baca Juga: Penyerang PDN Minta Uang Tebusan Rp 131 Miliar, Wamenkominfo: Kami Tak Mudah Takut

Menurut Budi Arie, Wakil Menteri Komunikasi dan Informatika Nezar Patria mengatakan, tidak mudah bagi pelaku peretasan PDN untuk melakukan intimidasi.

“Tentu kita tidak bisa begitu saja takut,” kata Nezar saat ditemui di Bentera Budaya Jakarta, Selasa (25/6/2024) malam. Karyawan Cominfo bekerja 24 jam sehari

Nezar menjelaskan, tim saat ini sedang berupaya memulihkan seluruh server yang terkena ransomware.

Nezar mengklaim tim yang dibentuk bekerja 24 jam sehari untuk menyelesaikan permasalahan serangan PDN.

“Tim yang dibentuk bekerja sangat intensif selama 24 jam untuk menerapkan berbagai langkah sesuai prosedur untuk melindungi server yang terinfeksi ransomware. Dan kita tinggal menunggu prosesnya,” kata Nezar.

“Pelayanan publik juga banyak yang bisa mulai pulih, pelayanan keimigrasian lebih baik, juga berjalan baik dengan koordinasi Kementerian Kelautan. Setelah itu, perlahan-lahan beberapa lembaga dan kementerian akan dipulihkan,” ujarnya. .

Baca Juga: Belajar dari PDN Ransomware, Pakar: Sektor Critical Harus Diisi Pakarnya

Menurut Nezar, virus yang menyerang PDN sementara di Surabaya ini merupakan virus baru.

“Ya, yang baru ini dikembangkan oleh sebuah kelompok dan diberi label Brain Chiper. Dan sama seperti ransomware lainnya, ia mengenkripsi seluruh data dari semua file di server yang mereka serang,” kata Nezar. Pemerintah telah belajar banyak

Nezar mengatakan pemerintah mendapat banyak hikmah setelah pelayanan publik terganggu akibat penyerangan sistem PDN.

Nezar mengatakan, pihaknya ingin membangun transformasi digital yang lebih aman dan kuat dari serangan PDN.

“Tentunya banyak hikmah yang kita dapat. Ada hikmah yang bisa dipetik dari kejadian yang terjadi saat ini. Dan ini memperkuat keinginan kita untuk menciptakan transformasi digital yang lebih aman dan kuat di masa depan. Oleh karena itu, jangan sampai kita kalah atau mundur hanya karena kejadian itu,” kata Nezar

“Yah, tentu kita harus banyak belajar. Kita harus membuat sistem yang mencakup semua kemungkinan terulangnya kejadian yang sama,” ujarnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back To Top