Bagaimana Hobi Minuman Manis Bisa Jadi Penyebab Gagal Ginjal

virprom.com – Minuman manis kini tersedia dalam beberapa pilihan berbeda; mulai dari jus kemasan, kopi kekinian, teh susu, dan minuman ringan. Meski nikmat di lidah, namun konsumsinya sebaiknya dibatasi agar tidak menimbulkan gangguan kesehatan.

Data Survei Kesehatan Indonesia menunjukkan lebih dari 50 persen anak usia 3 hingga 14 tahun meminum minuman manis lebih dari sekali sehari. Banyak mengonsumsi minuman manis menjadi salah satu penyebab masyarakat saat ini menderita penyakit diabetes melitus di usia muda.

Diabetes yang tidak terkontrol pada akhirnya menimbulkan sejumlah komplikasi, termasuk gagal ginjal kronis yang memerlukan cuci darah.

Gagal ginjal kronis merupakan salah satu penyebab kematian utama di Indonesia. Pada tahun 2013, prevalensi penyakit ginjal kronik pada penduduk usia diatas 15 tahun berdasarkan diagnosa dokter kami adalah 2,0/1000 penduduk. Sementara pada tahun 2018 meningkat menjadi 3,8 per seribu penduduk.

Baca juga: 4 Komplikasi Diabetes Paling Umum di Indonesia

Menurut dr Elizabeth Yasmine Wardoyo, Sp.PD-KGH, perjalanan penyakit CKD pada setiap orang berbeda-beda tergantung kontrol metabolismenya.

Misalnya sama-sama menderita diabetes melitus, tapi terkontrol atau tidaknya gula darahnya mempengaruhi cepat rusaknya ginjalnya, jelas dokter RS ​​Pondok Indah Bintaro itu.

Dalam jangka panjang, gula darah tinggi merusak pembuluh darah di ginjal. Padahal unit penyaringan ginjal dipenuhi banyak pembuluh darah. Tanpa aliran darah yang lancar, ginjal akan rusak dan albumin (protein) tidak dapat disaring sehingga keluar melalui urin.

Penyakit ginjal memburuk dengan cepat jika penderita diabetes juga memiliki tekanan darah tinggi.

Pasien gagal ginjal kronik stadium lanjut memerlukan cuci darah untuk menggantikan fungsi ginjal.

Ginjal dikatakan gagal jika fungsi ginjal berada di bawah 15 persen. Ini tandanya perlunya cuci darah, kata dr Elizabeth.

Baca juga: Siapa yang Berisiko Terkena Diabetes Tipe 2? Berikut ulasannya…

Katanya, pengobatan cuci darah tidak menyembuhkan penyakit ginjal, namun tujuannya untuk mengeluarkan racun dari dalam tubuh.

“Mesin dialisis menggantikan ginjal untuk mengeluarkan racun dan kelebihan elektrolit dari dalam tubuh. Jadi mesin tersebut menjalankan fungsi ginjal,” ujarnya. Dengarkan berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponsel Anda. Pilih saluran berita favorit Anda untuk mengakses saluran WhatsApp virprom.com: https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan Anda telah menginstal WhatsApp.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back To Top