PBNU Sebut Salam Lintas Agama Demi Kerukunan Umat, Bukan Ibadah

JAKARTA, virprom.com – Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Yahya Cholil Staquf menegaskan, jabat tangan keagamaan sering dilakukan dalam tradisi agama yang berbeda dan jarang dianggap sebagai bagian dari ibadah yang benar.

Hal itu disampaikannya menanggapi fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) yang menyatakan bahwa semua salam termasuk dalam ibadah. Yahya menilai hal tersebut tidak pantas.

Karena ada Assalamu’alaikum yang didoakan, dikatakan salam juga doa. Padahal tidak ada doa, kata Yahya dalam acara Halaqah Ulama yang digelar di kantor RMI PBNU Jakarta, Selasa (11/11). 6 Agustus 2024), sebagaimana tercantum dalam keterangan resmi.

Halakah menanggapi fatwa MUI yang melarang salam lintas agama di kereta ulama.

Baca Juga: PBNU Bentuk PT untuk Kelola Tambang, Serahkan ke Bendahara Umum

Yahya menegaskan, penggunaan salam dalam pembicaraan atau pertemuan tidak selalu berarti ibadah, tetapi bisa menjadi tanda kerukunan antar umat beragama. ​

“Pertanyaan yang saya ajukan, bolehkah memulai pidato dengan ucapan simbolis untuk menunjukkan kerukunan antar umat beragama?” kata cucu Ahmed Mustofa Bisri.

Yahya juga menekankan pentingnya mengubah cara berpikir para cendekiawan dan pemikir Islam mengenai isu-isu agama yang berbeda.

Ia menilai sebagian besar masyarakat Fukahar masih terpengaruh gagasan zaman Ottoman dan belum benar-benar mewujudkan gagasan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Baca juga: PBNU Ketahuan Bentuk Perusahaan Kelola Operasional Pertambangan

“Kedepannya hal ini akan menjadi penting lagi karena saat ini banyak sekali pemain-pemain kuat yang sedang berlomba-lomba memunculkan ide agar menjadi ide masyarakat,” ujarnya.

Gus Yahya mengajak semua pihak berpikir jernih dan tidak terjebak dalam upaya besar yang bermula dari awal yang samar-samar seolah-olah gagasan tersebut merupakan bagian dari fatwa agama.

Sementara itu, Ketua PBNU Uriel Abushar Abdullah menegaskan, jabat tangan lintas agama selesai ketika ada yang menyatakan menunjukkan upaya peningkatan hubungan internasional.

Ditegaskannya, Persaudaraan Nasional atau ukhuwah wathaniyah merupakan salah satu dari tiga ukhuwah (persaudaraan) yang diusung Rais Aam PBNU pada tahun 1984-1991.

Baca juga: PBNU Ajukan Izin Tambang, Gus Yahya: Kita Butuh Orang…

“Salah satu cara untuk meningkatkan hubungan internasional adalah kebijakan yang diikuti oleh pemerintah di mana orang-orang dari agama berbeda saling menyapa,” kata Uriel.

“Salam lintas agama, kalau mau dicek semuanya, itu salamnya,” jelasnya. https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D Pastikan Anda telah menginstal aplikasi WhatsApp.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back To Top