Setuju Pilpres Tak Langsung, Amien Rais Dianggap Menyimpang dari Reformasi

JAKARTA, virprom.com – Tingkah laku Amin Rais, Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) periode 1999-2004 yang menganjurkan kembalinya sistem presidensial tidak langsung, dinilai menunjukkan sikap pragmatis dan penyimpangan dari sistem presidensial tidak langsung. semangat reformasi tahun 1998.

“Beliau gagal menyampaikan semangat reformasi kepada massa karena pragmatisme politik yang ditunjukkannya selama ini,” kata komentator politik Janus TH Seehan dalam keterangannya, seperti dilansir virprom.com, Senin (10/6/2024). disalin. ).

Janis berpendapat, kembalinya pemilu presiden dengan sistem tidak langsung bukanlah jawaban atas maraknya politik uang atau jual beli suara (vote) masyarakat.

Ia justru menantang logika berpikir para elite politik yang mengusung gagasan tersebut karena menilai hal tersebut justru merampas hak rakyat untuk menentukan pemimpinnya.

Lalu ketika elite politik dan parpol tidak menunaikan tanggung jawabnya, maka hak-hak rakyat dirampas? Di mana logikanya? Tak terkecuali Amin Rais, kata Janas.

Baca juga: Pilpres Tidak Langsung Rakyat Dinilai Dirampas Haknya.

Menurut Jens, sikap Mamin yang mendukung sistem pemilihan presiden tidak langsung menunjukkan bahwa posisi politiknya jauh dari semangat reformasi tahun 1998.

“Ide dan usulan tersebut menunjukkan bahwa beliau sudah tidak relevan lagi sebagai reformis saat ini,” kata Janus.

Mantan Amin Rais dikabarkan sebelumnya sepakat sistem pemilu presiden dan wakil presiden dikembalikan ke mekanisme rapat umum MPR seperti sebelum era reformasi.

Alasan Ma’ruf mendukung usulan tersebut karena ia merasa naif saat mengubah sistem pemilihan presiden dari tidak langsung menjadi langsung. Meski saat itu ia berharap perubahan tersebut bisa menekan dampak kebijakan moneter.

Usai silaturahmi dengan pimpinan MPR, Emin mengatakan, “Ya karena saya sebagai Ketua MPR mengambil alih kekuasaan mereka sebagai lembaga tertinggi untuk memilih ketua dan wakil ketua di ?Kompleks Parlemen Senyan, Jakarta, pada hari Rabu;” (5/6/2024).

Baca juga: Dukungan Amin Rais di Pilpres Tak Langsung Dianggap Konyol

Amin kemudian meminta maaf jika perubahan sistem pemilu presiden memang lebih banyak berdampak pada proses demokrasi.

“Sekarang saya minta maaf. Jadi tadi kita bilang kalau kita dipilih langsung dengan satu orang satu suara, bagaimana mungkin ada yang mau menyuap 120 juta pemilih? Kok bisa? Ada puluhan atau mungkin ratusan triliun. Bisa saja di luar sana,” jelas Amin.

Ma’ruf juga sepakat UUD 1945 kembali diamandemen untuk mengubah aturan pemilihan presiden.

“Ini (politik suap) tidak biasa. Jadi sekarang kalau mau kembali setelah terpilih MPR kenapa tidak?” Presiden Dewan Partai Sauro Amit menjelaskan.

Sementara itu, Ketua MPR Bambang Susatyu (Bamsot) mengatakan, proses amandemen UUD 1945 tinggal menunggu persetujuan seluruh partai politik di DPR.

Baca Juga: Sebut Diri Saya Naif Hapus Kekuasaan Pilih Presiden dari MPR, Amin Rais: Mohon Maaf

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back To Top