Pakar: Kesadaran Keamanan Data Digital di Indonesia Rendah, Banyak Password Mudah Ditebak

Hong Kong, virprom.com – Fredy Purnomo, Direktur Bina Nusantara Semarang, mengatakan kesadaran akan keamanan data penting di Indonesia sangat rendah. Hal ini membuat data digital penting menjadi sangat rentan terhadap serangan.

Kepada virprom.com di sela-sela acara di Universitas Bina Nusantara, Fredi mengatakan, “Beberapa hacker dan hacker anonim mengatakan kepada saya bahwa password dari banyak institusi dapat dengan mudah ditemukan.

Ia juga membandingkan keamanan data digital sensitif Indonesia dengan “anak-anak naskah”, yaitu remaja yang tidak dapat mengeksploitasi kerentanan keamanannya sendiri.

Rendahnya kesadaran akan keamanan data digital yang sensitif menjadi alasan Indonesia hanya memiliki sedikit pakar keamanan siber, atau yang biasa dikenal dengan prajurit siber.

Baca Juga: PDN Diserang Siber, Pakar UGM Berikan Tips Agar Tetap Aman

Bayangkan Amerika punya 30.000 tentara siber. China punya 3 juta tentara siber. Lima tahun lalu, Indonesia tidak punya tentara siber. Baru beberapa tahun kemudian, TNI mulai merekrut tentara, kata Fo Reddy.

Situasi ini pula yang mendorong Fredi dan rekan-rekannya mendirikan proyek penelitian keamanan siber di Universitas Bina Nusantara Jakarta pada tahun 2014-2015. Tujuannya adalah untuk meningkatkan kesadaran kolektif akan pentingnya keamanan data digital.

“Kedua, kami memiliki sejumlah orang yang, untungnya, telah dipekerjakan oleh lembaga-lembaga pemerintah ketika negara ini membutuhkannya,” kata Freddie.

Terkait pelanggaran data digital, diakuinya, hal itu hampir tidak bisa dihindari. Betapapun ketatnya perlindungan data digital, serangan pasti akan terjadi.

Namun, kesadaran akan keamanan data digital tetap penting untuk bersiap menghadapi kemungkinan terburuk.

Baca juga: Jokowi Minta BPKP Kaji Ulang Pengelolaan PDN Usai Pelanggaran

“Sebenarnya ini tentang kesiapan kita untuk menahan serangan. Peretasan kemarin seharusnya menjadi motivasi untuk memperbaiki diri. Yang terpenting, kita perlu menilai bagaimana memulihkan data yang hilang,” lanjutnya.

Sekadar informasi, Pusat Data Nasional (PDN) terkena serangan siber sejak Kamis (20 Juni 2024) dan belum pulih sepenuhnya.

Tim Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo), BSSN, Polri, dan Telkom berupaya memulihkan data selaku pengelola PDN, namun tidak membuahkan hasil.

Pemerintah akhirnya mengaku tidak mampu memulihkan data yang tersimpan di PDN.

Jelas data yang terkena ransomware tidak dapat dipulihkan. Jadi saat ini kami menggunakan sumber daya yang masih kami miliki,” kata Direktur Jaringan dan Solusi TI Telkom Herlan Wijanarko. dilaporkan pada Rabu (26 Juni 2024).

Baca Juga: TB Hasanuddin Ajak Anak-Anak Bantu BSSN Lacak Peretas PDN

Baru-baru ini, Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Budi Ari Setiadi menuding keterbatasan anggaran menjadi penyebab banyak kementerian/lembaga dan lembaga khusus pengguna PDN yang tidak membuat profil cadangan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back To Top