[POPULER NASIONAL] Jokowi Heran Harga Obat Mahal | Polda Sumbar Disorot soal Kasus Afif

JAKARTA, virprom.com – Kabar Presiden Joko Widodo dikejutkan dengan harga obat yang mahal menjadi artikel populer di virprom.com pada Selasa (2/7/2024).

Artikel populer berikut ini berisi informasi kasus penyiksaan Afif Maulana Padang di Polda Sumbar.

Laporan populer lainnya adalah tentang pernyataan Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Muhadjir Effendi yang mengatakan bahwa musim wisuda harusnya dijadikan waktu bagi kampus untuk meminta uang kepada mahasiswanya.

Berikut rincian lengkapnya: 1. Presiden Jokowi bertanya kepada Menteri Kesehatan apakah harga obat mahal tapi industri farmasi tidak maju?

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengungkapkan, Presiden Joko Widodo mempertanyakan mengapa harga obat dan alat kesehatan di dalam negeri begitu mahal, padahal industri farmasi tidak mengalami kemajuan.

Faktanya, harga obat yang lebih tinggi seharusnya meningkatkan pendapatan industri farmasi.

“Beliau (Presiden Jokowi) ingin harga alkes dan obat sama dengan negara tetangga, kita punya harga alkes dan obat yang mahal. Kenapa harga obat dan alkes naik? Jadi, ada alasan lain. Industrinya masih berkembang,” kata Budi usai bertemu Presiden Jokowi di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Selasa (2/7/2024).

Lalu, jawab Budi, mungkin permasalahan tersebut disebabkan oleh kurangnya sarana komersial dan pemerintah sehingga kenaikan harga tidak perlu dilakukan.

Nah, karena kebijakan pajak yang tidak menguntungkan industri dalam negeri.

Baca Juga: Presiden Jokowi Tanya Menteri Kesehatan Mengapa Obat Mahal Tapi Industri Obat Tak Majukan Polri

Tindakan Polda Sumbar mencari oknum yang viral dalam kasus pencabulan Afif Maulana (12) di Padang, Sumbar, dinilai tidak tepat dan mencoreng citra Polri.

Bambang Rukminto, inspektur polisi di Institute for Security and Policy Studies (ISESS), mengatakan tanggapan tersebut mencerminkan pendekatan polisi terhadap keluhan masyarakat mengenai layanan.

Akuntabilitas dimaknai sebagai rasa urgensi dan respons terhadap keluhan masyarakat terhadap pelayanan kepolisian, kata Bambang saat dihubungi, Selasa (2/7/2024).

Menurut Bambang, tindakan Polda Sumbar memang mempertanyakan profesionalitasnya dan menunjukkan bahwa Polri tidak sesuai dengan harapan masyarakat.

Penegakan hukum adalah bagian dari keselamatan, keamanan, dan pelayanan publik, kata Bambang.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back To Top