[POPULER NASIONAL] Janji Ketua KPU ke Korbannya | Jaksa Agung Lantik 4 Kajati Baru

JAKARTA, virprom.com – Laporan janji Ketua Panitia Pemilihan Umum (KPU) kepada korban korupsi menjadi artikel populer virprom.com pada Jumat (7 April 2024).

Artikel populer di bawah ini adalah tentang orang tua Afif Maulana, seorang siswa SMP di Padang, Sumatera Barat. Dia dituduh disiksa oleh polisi dan masih percaya bahwa anaknya meninggal karena penyiksaan yang dia lakukan.

Pemberitaan populer lainnya adalah soal pembukaan empat kepala Kejaksaan (Kajat) baru oleh Jaksa Agung ST Burhanuddin.

Berikut ulasan lengkapnya: 1. Tak Bisa Menikah, Ketua KPU Hasyim Asy’ari Janjikan 5 Hal Ini ke Korban

Komisi Pemilihan Umum (DKPP) mengumumkan Presiden KPU Hasyim Asy’ari mengeluarkan deklarasi lima poin untuk CAT, istri Komisi Pemilihan Umum Nasional (PPLN) di Den Haag, Belanda.

Pengumuman tersebut dilakukan karena Hasyim tidak bisa memenuhi janjinya kepada CAT untuk menikahi korban.

Janji tersebut disampaikan Hasyim saat membujuk dan memaksa korban melakukan hubungan seksual pada 3 Oktober 2023 di Belanda.

Oleh karena itu, pihak pemohon (CAT) meminta kepada tergugat (Hasyim) untuk membubuhkan kata-kata tersebut di bawah stempel. Pada tanggal 01.02.2024, tergugat memenuhi permintaan pelapor untuk memberikan keterangan tertulis dan menandatanganinya dengan stempel, kata dia. Anggota DKPP Muhammad Tio Hasyim pada sidang putusan moral hukum Asy’ar, Rabu (3/7/2024).

Baca Selengkapnya: Tak Bisa Menikah, Ketua KPU Hasyim Asyari Janjikan 5 Hal Ini ke Korban 2. “Pak Polisi, Saya Mohon Bantuannya Pak, Kapolda Sumbar sudah banyak meliput…”

Afrinaldi dan Anggun Andriani, orang tua Afif Maulana, siswi SMP yang diduga dibunuh polisi di Padang, masih meyakini putra mereka meninggal karena penyiksaan, bukan karena terjun ke sungai menurut polisi. Polda Sumbar.

Bersama Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Padang, Afrinaldi dan Anggun berangkat ke Jakarta untuk mencari keadilan.

Anggun saat ditemui Gatot Subroto di Jakarta, mengaku langsung ditegur polisi saat mendatangi Polsek Kuranji.

Baginya, polisi menuding Afif membawa senjata dan ikut tawuran. Mereka mengatakan Afif tewas karena pertempuran dan terjun ke sungai.

“Saat pertama saya datang, polisi marah. Katanya anak ibu saya berkelahi dan lompat keluar. Dan saya tahu pasti tentang anak saya, dia tidak pernah berkelahi,” kata Anggun kepada pers. sidang di kawasan Gatot Subroto, Jakarta Selatan, Rabu.

Baca selengkapnya: Bpk. Kapolri, saya mohon bantuannya pak, Kapolda Sumbar sudah banyak meliput…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back To Top