Menperin Bakal Pelajari Isu Sritex Bangkrut

JAKARTA, virprom.com – Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita mengaku akan mempelajari permasalahan yang terjadi di PT Sri Rejeki Isman Tbk, termasuk penyebab perusahaan tersebut bangkrut.

“Kita harus mencari tahu kenapa kita gagal,” kata Agus di Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Senin (24/6/2024).

Ia mengatakan Kementerian Perindustrian akan mengkaji model bisnis yang dijalankan perseroan dan harga saham SRIL.

Agus ingin tahu, bangkrutnya Sritex karena krisis industri tekstil dan permasalahan lain yang dihadapi kantor pusat. 

Baca juga: Kunjungi PT Sritex, Gibran janji akan pelonggaran regulasi untuk permudah Industri.

Pasalnya, pasar Indonesia dibanjiri produk benih impor karena berbagai alasan.

“Nah, kita harus lihat model bisnis Sritex grupnya seperti apa. Bangkrutnya karena benih, itu masalah di pusat,” kata Agus.

Untuk lebih jelasnya, berdasarkan keterangan Sritex kepada Bursa Efek Indonesia (BEI), emiten tersebut membantah terkena dampak pemulihan tersebut.

Perusahaan menyatakan masih beroperasi dan belum menerima putusan pailit dari pengadilan.

“Itu tidak benar, karena perseroan masih beroperasi dan belum ada putusan pailit dari pengadilan,” kata Chief Financial Officer Sritex Welly Salam, Senin.

Baca juga: Dampak Relaksasi Impor, Industri TPT Indonesia Diperkirakan Semakin Kehilangan Daya Saing.

Welly mengatakan, perubahan tersebut telah selesai melalui PKPU dan mempunyai kekuatan hukum tetap berdasarkan keputusan PKPU pada 25 Januari 2022 untuk perkara PKPU Nomor. 12/Pdt-Sus-PKPU/2021/PN Niaga Semarang.

Perusahaan juga meminta relaksasi dari pemberi pinjaman dan sebagian besar menyetujui relaksasi tersebut.

Covid-19 dan meningkatnya persaingan di industri benih global menyebabkan penurunan pendapatan.

Perusahaan mengatakan bahwa kondisi geopolitik konflik Rusia – Ukraina dan Israel – di Palestina telah mempengaruhi rantai pasokan dan mengurangi ekspor, karena perbedaan prioritas masyarakat di Eropa dan Amerika.

Baca juga: Juru Bicara Kementerian Perindustrian: Jangan korbankan industri TPT demi industri lain

Belakangan terjadi kelebihan benih di Tiongkok sehingga menyebabkan harga turun, dan produk tersebut menarik perhatian di negara lain di luar Eropa dan Tiongkok tidak memungut pajak impor, tidak ada tarif, dan tarif bebas hambatan, salah satunya adalah Indonesia.

Situasi geopolitik dan serbuan produk China masih berlangsung sehingga penjualannya belum pulih. Perusahaan tetap beroperasi dengan menjaga operasional dan operasional bisnis menggunakan dana internal. Kami juga sudah mendapatkan dukungan sponsor, kata Welly. Dengarkan berita terkini dengan pilihan berita kami langsung ke ponsel Anda. Pilih saluran berita favorit Anda untuk bergabung dengan Saluran WhatsApp virprom.com: https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan Anda sudah menginstal aplikasi WhatsApp.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back To Top