Desa Tanah Putih di Kupang NTT Canangkan 9 Tahap agar Tangguh Bencana

KUPANG virprom.com – Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT); Desa Tanah Putih di Kupang berupaya menjadi desa tangguh bencana pada tahun 2021 melalui sembilan langkah diagram alur berdasarkan pengalamannya menghadapi bencana alam, termasuk siklon tropis Seroja.

Melalui program Siap Siaga, yang merupakan kemitraan antara Departemen Luar Negeri dan Perdagangan Australia (DFAT) dan Pemerintah Indonesia; Dibantu CIS (Circle of Imagine Society), warga Desa Tanah Putih kini dibekali ilmu dari para relawan asal Timor. Apa yang akan dilakukan jika terjadi bencana?

“Pedoman ini diadaptasi dari pengalaman Siap Siaga yang pernah bekerja sama dengan Universitas Nusa Cendana pada saat pelaksanaan KKN tematik di BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) Negara dan Forum Mitigasi Bencana,” kata direktur CIS Timor Indonesia tersebut. Yayasan Haris Oematan mengatakan. Selasa (25/6/2024).

Baca Juga: Sekolah NTT Dimulai Pukul 05.30; Berikut jam sekolah di 10 negara maju dengan pendidikan terbaik

Pada diagram alir, langkah pertama adalah Penilaian Ketahanan Desa (PKD-Awal), dilanjutkan dengan pemetaan aktor desa pada langkah kedua.

Aktor desa menerima pelatihan khusus mengenai kesiapsiagaan bencana sebagai fasilitator (tingkat 3 dan 4) dan harus mengajarkan pelatihan mereka di masyarakat.

“Jadi semangat dari pelatihan bagaimana membangun ketahanan ini adalah semangat gedsi (integrasi gender dan disabilitas),” jelas Haris.

Ia menambahkan, Gizi seringkali terpinggirkan ketika bencana alam mengancam atau terjadi.

Sebagai perempuan di Desa Tanah Putih, Yeni Rambu Ngoma Beli hanya mendapat satu instruksi saat evakuasi Siklon Tropis Seroja pada tahun 2021. Pria dan anak-anak berbaur di sana.

“Tetapi setelah sosialisasi GOS Timor, masyarakat desa kami mendapat ide untuk mempersiapkan diri, memisahkan laki-laki dan perempuan ketika terjadi bencana,” kata Yeni.

Haris kemudian melanjutkan, “Setelah itu, Forum Pengurangan Risiko Bencana Desa (FPRB) dan Tim Siaga Bencana Desa akan berupaya memperkuat ekosistem Pengurangan Risiko Bencana (PRB) di desa.”

“Selama ini di Indonesia forum PRB terhenti di tingkat kabupaten. Proyek ini agak ambisius. Bagaimana kita bisa mendorong forum PRB terjadi di tingkat desa,” lanjutnya.

Studi bahaya desa dan pembentukan FPRB termasuk dalam Tahap Lima dan Enam.

“Di Tanah Putih misalnya PKD kekeringan, kedua banjir, ketiga angin, dan keempat karena pantai ini jaraknya empat kilometer dari pantai, di sinilah juga melanda Siklon Tropis Seroja,” lanjut Haris.

“Jadi dokumen KRB (kajian risiko bencana) ini sebagai pedoman mitigasi dan adaptasi. Atau langkah dan rencana apa yang bisa dilakukan. Jadi kita sedang menyusun Rencana Aksi Desa (langkah ketujuh).”

“Sekarang saya berharap seluruh aspek mitigasi bencana alam dan adaptasi iklim bisa dimasukkan dalam proyek desa ini. Tidak hanya pemerintah desa, tapi seluruh organisasi keagamaan bisa berpartisipasi bersama.” Desa punya uang, tapi uang terbatas.”

Baca Juga: Dengan Rencana Kesiapsiagaan Australia BPBD NTT berupaya mengurangi risiko kerusakan akibat bencana alam.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back To Top