Pernyataan Megawati soal Tak Ada Koalisi dan Oposisi Sinyal agar Presiden Tidak Takut Parlemen

Jakarta, virprom.com – Ketua Umum Partai Demokrat Indonesia (PDI-P) Megawati Sukarnaputri mengatakan tidak ada koalisi atau oposisi dalam sistem ketatanegaraan Indonesia yang melindungi sistem presidensial.

Adi Praytna, pengamat politik Universitas Islam Negeri Sherif Hidayatullah Jakarta, mengatakan pernyataan Megawati merupakan sinyal bahwa Presiden Indonesia tidak takut terhadap parlemen.

Pernyataan Mega agar Presiden tidak takut kepada DPR, tapi rakyat saja, kata Adi saat dihubungi, Sabtu (25/5/2024).

Baca juga: MV: Tidak Ada Koalisi dan Oposisi, Kita Sistem Presidensial

Singkatnya, kata Adi, sistem presidensial adalah sistem di mana presiden dipilih langsung oleh rakyat melalui mekanisme hak pilih universal.

Sistem presidensial juga tidak seperti sistem parlementer, dimana presiden dipilih oleh parlemen.

Sedangkan dalam sistem presidensial, presiden di Indonesia harus beraliran kanan dan hanya tunduk pada rakyat, bukan parlemen.

Namun yang terjadi di Indonesia justru sistem presidensialnya mirip parlementer karena presiden terpilih takut pada politisi dan parlemen.

“Tidak mengherankan jika presiden terpilih berupaya menyatukan banyak pihak untuk mengamankan parlemen agar parlemen tidak dirongrong,” ujarnya.

Selain itu, dalam sistem presidensial, partai yang memenangkan pemilu menjadi penguasa. Sedangkan yang kalah tidak berdaya.

Baca juga: PDI-P Akui Sulit Cari Pengganti UM dalam Waktu Dekat

Adi mengatakan sistem presidensial di Indonesia aneh karena sering berpihak pada pihak yang kalah.

“Ini harus diterapkan di Indonesia. Masalahnya, sistem presidensial di Indonesia aneh, malah merangkul pihak yang dirugikan, ujarnya.

Pernyataan Megawati soal koalisi dan oposisi itu disampaikan dalam pidato politiknya pada pembukaan Seminar Nasional (Rakernas) PDI-P ke-5, Jumat (24/5/2024).

Pertama, Megawati menceritakan sejarah proses kerja sama politik PDI-P dengan Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Hanur, dan partai Perinda pada pemilihan presiden (Pilpress) 2024.

Megawati menegaskan, istilah koalisi dan oposisi tidak ada dalam sistem ketatanegaraan Indonesia. Toh, sistemnya tunduk pada sistem presidensial, bukan sistem parlementer.

“Saya harus bilang karena ketika mereka bertiga (Ketua Umum PPP, Perinda, Hanura) bertanya kepada saya apakah mereka mau bergabung dengan kami… lucunya mereka mengatakan seperti, ‘Ibu, kalau kita koalisi’. “Tidak mungkin, saya langsung bilang,” kata Megawati

“Saudara-saudaraku, anak-anakku sayang, pasti mengesalkan kalau banyak sekali orang yang salah karena dalam sistem ketatanegaraan kita bisa bertanya kepada Pak Mahfoud. Kita menganut sistem presidensial, artinya bukan sistem parlementer. Jadi sebenarnya kita tidak punya koalisi atau oposisi,” ujarnya.

Oleh karena itu, menurut Megawati, kerja sama politik dengan PPP, Hanura, dan Perindo tidak bisa disebut koalisi.

“Jadi sebenarnya cukup sulit karena kalau tidak dilibatkan lalu bagaimana? Makanya saya suruh ketiganya bekerja sama, karena memang benar, koalisi tidak mungkin. Karena sistem kita akan bersifat parlementer. Dengarkan berita dan pilihan kami langsung di ponsel Anda. Pilih saluran berita favorit Anda untuk mengakses saluran WhatsApp virprom.com: https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan Anda telah menginstal WhatsApp.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back To Top