Benarkah Kabin Mobil Listrik Harus Dingin Agar Baterai Tidak Panas?

JAKARTA, virprom.com – Mobil listrik dilengkapi dengan baterai berukuran besar yang umumnya terletak di bagian bawah atau lantai mobil. Banyak orang yang beranggapan bahwa pendingin ruangan (AC) atau pendingin kabin harus optimal untuk membantu mendinginkan baterai.

Masih banyak masyarakat yang belum mengenal teknologi yang diusung mobil listrik. Ketidaktahuan ini membuat masyarakat ragu untuk beralih dari mobil konvensional ke mobil listrik.

Baca juga: Saat Aki Mobil Listrik Mati, Bolehkah Gunakan Teknik Jumper?

Danang Wiratmoko, Product Planning Wuling Motors, mengatakan sepengetahuannya, pada produk Wuling, pendinginan baterai tidak berpengaruh terhadap pendinginan kabin.

“Ada lapisan antara kabin dan baterai. Jadi arus AC di dalam kabin sepertinya tidak terlalu berpengaruh signifikan terhadap pendinginan baterai,” kata Danang kepada wartawan saat ditemui di Jakarta, beberapa waktu lalu.

“Ada sistem pendingin khusus, pendingin aki, menggunakan pendingin udara dari udara yang berhembus saat mobil melaju, udara masuk, itu untuk Air EV. Namun untuk Binguo EV dan Cloud EV memiliki sistemnya sendiri. kata Danang.

Baca juga: Indonesia bidik 2 juta unit mobil listrik pada tahun 2030

Arif Nugroho, Service Advisor Hyundai Solo Bara, mengatakan pabrikan telah menyediakan sistem pendingin baterai untuk menjaga suhu pengoperasian ideal. Jadi daya tahan baterainya lebih lama.

“Di dalamnya tersedia battery coolant sebagai pendingin dengan sirkuit yang mirip dengan radiator mobil, sehingga pendinginannya lebih maksimal karena selalu berfungsi selama mobil berjalan,” kata Arif kepada virprom.com beberapa waktu lalu. setelah.

Arif menambahkan, cairan pendingin ini merupakan cairan pendingin aki dan sepeda motor dalam satu rangkaian. Prinsip pengoperasiannya sama dengan radiator mobil konvensional, yaitu menyerap panas pada area aki dan mengeluarkannya pada area kisi-kisi radiator.

BYD mengatakan sistem pendingin baterainya menggunakan AC. Namun berbeda dengan AC yang digunakan untuk mendinginkan kabin.

Chief Advisor BYD Jepang Tatsuya Mikami mengatakan BYD menggunakan E-platform 3.0 memiliki dua sistem manajemen panas yaitu sistem pendingin. Pertama, sesuaikan suhu kabin. Kedua, sesuaikan suhu baterai.

“Pada kendaraan konvensional, sistem manajemen panas merupakan mekanisme yang mengatur suhu ruangan. Kendaraan BYD dilengkapi dengan sistem manajemen udara yang tidak hanya mengatur suhu ruangan tetapi juga suhu baterai,” kata Mikami kepada wartawan saat ditemui sebelumnya. . ditemui di Jakarta beberapa waktu lalu.

Mikami menambahkan, penyesuaian suhu ini dilakukan secara otomatis. Bahkan, saat mobil sedang berhenti atau tidak digunakan. Pendinginnya juga tidak menggunakan cairan, melainkan menggunakan AC.

“Sistem pengatur suhu ini tidak hanya berfungsi saat mobil dihidupkan, tapi juga saat fast charging. Dengan cara ini, memastikan performa pengisian daya stabil dan stabilitas jangkauan,” ujarnya. Dengarkan berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponsel Anda. Pilih saluran berita favorit Anda untuk mengakses saluran WhatsApp virprom.com: https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan Anda telah menginstal aplikasi WhatsApp.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back To Top