JAKARTA, virprom.com – Aquaplaning terjadi saat mobil melewati jalan basah dan tergenang air. Pengemudi biasanya baru sadar ketika mobil sudah tidak terkendali dan sebenarnya sudah terlambat.
Konsultan pelatihan, keamanan, dan pertahanan Indonesia Sony Susmana mengatakan aquaplaning terbagi menjadi dua bagian, tabrak dan macet.
“Kalau tertabrak, terasa di setir, gejalanya muncul setiap hujan. Biasanya pengemudi mengabaikannya,” kata Sony kepada virprom.com, Kamis (23/5/2024).
Baca juga: Kisah Pengemudi Fortuner Terlibat Kecelakaan Aquaplaning
Oleh karena itu, saat berkendara di jalan basah, pengemudi harus lebih berhati-hati saat bermanuver. Sebab jika diabaikan, sering kali mobil akan terjebak dalam aquaplaning.
“Anda tidak merasa terjebak, tiba-tiba berubah arah. Seringkali berakhir dengan kecelakaan,” kata Sony.
Baca juga: Libur Nasional, Jakarta Ganjil, Tak Berlaku Hari Ini
Aquaplaning sangat terasa jika pengemudi berkonsentrasi berkendara. Biasanya setelah melewati genangan air, setir sedikit berbelok – ini tandanya ban depan kehilangan traksi di aspal, inilah awal mula terjadinya aquaplaning.
Misalnya, jika pengemudi dalam keadaan waspada, maka ketika ia meraba kemudi, ia akan mengurangi kecepatan kendaraannya. Berkendara dengan kecepatan rendah setidaknya bisa mengurangi risiko terjadinya hydroplaning. Dengarkan berita dan pilihan berita kami langsung di ponsel Anda. Pilih saluran berita favorit Anda untuk mengakses saluran WhatsApp virprom.com: https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan Anda telah menginstal WhatsApp.