30 Tahun Genosida Rwanda yang Menewaskan 800.000 Orang

Genosida di Rwanda adalah salah satu genosida terburuk di dunia. Tragedi tersebut, yang terjadi selama 100 hari dari bulan April hingga Juli 1994, merenggut lebih dari 800.000 nyawa. Sekitar dua juta warga Rwanda juga dilaporkan meninggalkan negaranya selama genosida.

Genosida tersebut dilakukan oleh suku mayoritas di Rwanda yaitu suku Hutu yang kemudian ingin memusnahkan seluruh minoritas Tutsi di sana. Tak hanya suku Tutsi, masyarakat Hutu moderat atau penentang genosida juga menjadi sasaran tragedi tersebut.

Baca selengkapnya tentang: Salah satu pengungsi terakhir dari genosida Rwanda mengonfirmasi latar belakang kematiannya

Ada tiga kelompok etnis di Rwanda. Namun, empat dari lima warga Rwanda adalah Hutu. Sebaliknya, ada suku Tutsi yang menduduki peringkat kedua dengan satu orang Tutsi dari tujuh penduduk Rwanda. Suku ketiga adalah Twa yang hanya berjumlah satu persen dari populasi Rwanda. Ketiga kelompok tersebut berbicara dalam bahasa yang sama dan telah hidup berdampingan selama berabad-abad.

Daerah dimana Rwanda berdiri saat ini kemungkinan pertama disusul oleh suku Towa, kemudian suku Hutu antara abad ke-5 dan ke-11, kemudian mungkin suku Tutsi pada abad ke-14.

Jerman menduduki Rwanda dari tahun 1898 hingga 1916. Pada periode ini, pemerintah kolonial Jerman menerapkan kebijakan resmi yang secara tidak langsung memperkuat dominasi kelas penguasa Tutsi. Hal ini berlanjut hingga Rwanda jatuh ke tangan Belgia setelah Perang Dunia Pertama.

Beberapa orang Hutu mulai menuntut kesetaraan dan hal ini mendapat simpati dari para pendeta Katolik Roma dan beberapa pejabat administrasi Belgia. Peristiwa ini menyebabkan terjadinya revolusi Hutu pada tahun 1959. Revolusi dimulai pada tanggal 1 November ketika tersebar rumor tentang kematian pemimpin Hutu di tangan suku Tutsi.

Selama berbulan-bulan kekerasan terus berlanjut, menyebabkan banyak orang Tutsi meninggal atau meninggalkan negaranya. Pada tanggal 28 Januari 1961, suku Hutu melancarkan kudeta. Dengan persetujuan rahasia penguasa kolonial Belgia, mereka berhasil menggulingkan raja Tutsi yang saat itu buron pada tahun 1960.

Setelah kudeta, mereka menghapus monarki dan menjadikan Rwanda sebagai republik. Saat itu mereka membentuk pemerintahan nasional sementara yang seluruhnya terdiri dari orang Hutu. Kemerdekaan diproklamasikan pada tahun berikutnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back To Top