200 Anak Palestina Berisiko Meninggal karena Kekurangan Gizi

GAZA, virprom.com – Perang di Jalur Gaza berujung kehancuran total. Perang tidak hanya memakan banyak korban jiwa, tetapi juga menyebabkan kelaparan dan kekurangan gizi pada anak-anak.

Pada Jumat (14/6/2024), Al Jazeera mengutip Hossam Abu Safiya, direktur Rumah Sakit Kamal Adwan di Gaza utara, yang mengatakan lebih dari 200 anak Palestina saat ini berisiko meninggal akibat kekurangan gizi.

Bahkan ada satu anak laki-laki yang meninggal karena gizi buruk dan tubuhnya kurus.

Baca juga: Warga Gaza Kritik Pemimpin Hamas dan Ingin Perang Segera Diakhiri

Perang juga menyebabkan rumah sakit di Gaza kehabisan bahan bakar yang digunakan untuk menjalankan generator.

WHO mengatakan setengah dari 36 rumah sakit di Gaza telah dibuka. Artinya, hanya sedikit rumah sakit yang berfungsi di Jalur Gaza.

Di sisi lain, helikopter tempur Israel, drone penyerang, dan pesawat tempur menyerang Rafah ketika para pejuang Palestina terlibat dalam pertempuran jalanan dengan pasukan Israel.

Setidaknya 14 warga Palestina tewas dalam serangan udara Israel terhadap bangunan tempat tinggal di utara Kota Gaza.

Presiden AS Joe Biden mengatakan dia tidak mengharapkan perjanjian gencatan senjata di Gaza dalam waktu dekat.

Ketika ditanya oleh wartawan apakah gencatan senjata akan segera tercapai, Biden mengatakan tidak, dan menambahkan: “Saya belum putus asa.”

Hingga 7 Oktober 2023, setidaknya 37.266 orang tewas dan 85.102 orang luka-luka dalam perang antara Israel dan Hamas di Gaza.

Sementara itu, jumlah korban tewas di Israel akibat serangan Hamas telah mencapai 1.139 orang, dengan puluhan orang masih ditawan di Gaza.

Tak hanya Hamas, Hizbullah juga menyerang Israel di kawasan perbatasan antara Israel dan Lebanon.

Baca juga: Hamas Bantah Ajukan Banyak Perubahan pada Usulan Gencatan Senjata Gaza

Hizbullah diketahui melancarkan serangan drone dan rudal secara besar-besaran ke pangkalan militer di Israel utara.

Namun, pasukan Israel membalasnya dengan ledakan mematikan di Lebanon selatan. Hal ini dapat menimbulkan kekhawatiran bahwa bentrokan perbatasan dapat meningkat menjadi perang habis-habisan. Dengarkan berita dan berita pilihan kami langsung di ponsel Anda. Pilih saluran berita favorit Anda untuk mengakses saluran WhatsApp Compass.com: https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan Anda telah menginstal WhatsApp.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back To Top