2 Kali Minta Kemendikbud Diperiksa KPK, Anggota DPR: Biar Kita Lihat Siapa yang Bobrok…

Jakarta, virprom.com – Anggota Komisi

Permintaan tersebut setidaknya sudah dua kali disampaikan Anita di Komisi DPR

Anggota dewan asal Daerah Pemilihan (Dapple) II Nusa Tenggara Timur (NTT) ini geram dengan pengelolaan keuangan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Hal ini karena sebagian besar informasi keuangan tidak dapat diakses oleh penerima atau distribusinya.

Apalagi, kata dia, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan tidak mendengarkan pandangan anggota dewan mengenai proyek dan pelaksanaannya dalam setiap pertemuan kelompok kerja.

Baca Juga: Kemendikbud Minta Tak Tambah Anggaran, Anggota DPR: Tuhan Tak Suka APBN Hilang

“Kemarin saya sampaikan, kalau KPK memberikan rekomendasi ke Mendikbud, maka Mendikbud harusnya tahu. Kenapa.. Kami sebagai anggota dewan.. Kami bilang banyak permasalahan di setiap pertemuan. Begini, beri tahu kami tapi kami tidak mendengarkan, yang benar adalah Kemendikbud,” kutip virprom.com dari video tersebut.

Setelahnya, ia menjelaskan permasalahan keuangan dan skema yang dilakukan Kemendikbud di daerah pemilihannya. Mulai dari ruang belajar dasar hingga 17 gedung sekolah di Kupang akan dibangun mulai tahun 2021 dengan anggaran tersebut.

Anita juga menyoroti persoalan pendidikan di daerah tertinggal, terdepan, dan eksternal (3T) yang masih belum terselesaikan. Belajar itu sulit. Namun Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan hanya mempertimbangkan akses internet bagi siswa di luar wilayah 3T.

“Mana menteri keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia! Saya kecewa sekali,” Anita meletakkan tangannya di atas meja.

Baca Juga: Marah Terpilihnya Nadiam, Anggota Komisi X Minta KPK Berantas Korupsi untuk Cek Anggaran Kemendikbud.

Ia juga mencatat persoalan pelaksanaan keuangan dari Program Indonesia Pintar (PIP), Kartu Indonesia Pintar (KIP) dan Dana Bos. Menurut Anita, banyak masyarakat yang mempunyai akses terhadap informasi, namun tidak mendapatkan haknya.

“Kalau turun, turun untuk melakukan servis, semua jawabannya bagus. Tapi cobalah turun ke masyarakat, ke penerima, ke orang tua, kalau tidak tahu, orang tua yang menitikkan air mata. Omong kosong, ada nama, ada SK, bukan uang. “Sampai hari ini,” katanya dengan suara melengking.

Oleh karena itu, Anita dua kali meminta kepada Ketua Komisi untuk tidak menambah anggaran usaha Nadium pada 2025.

“Saya setuju komisi antirasuah akan memberikan rekomendasi. Kalau perlu, kita bisa memberikan rekomendasi kepada komisi antirasuah untuk mendalami departemen pendidikan dan kebudayaan agar kita tahu siapa yang salah. Kita sangat cinta negara ini, wakil-wakil .Atau,” kata Anita.

Baca juga: Kemendikbud Minta Anggaran Baru Rp 25 Triliun Mengapa Anda Harus Mendengarkan Baik-baik Berita dan Berita Pilihan Kami di Ponsel Anda. Pilih saluran berita favorit Anda untuk bergabung dengan saluran WhatsApp virprom.com: https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan Anda sudah menginstal aplikasi WhatsApp.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back To Top