13 Orang Tewas dalam Demo di Kenya, Militer Dituduh Pakai Peluru Tajam

NAIROBI, virprom.com – Sebanyak 13 pengunjuk rasa tewas dalam demonstrasi di Kenya pada Selasa (25/6/2024). Akibat demonstrasi tersebut, sebagian gedung parlemen juga ikut terbakar.

Demonstrasi tersebut untuk menentang usulan kenaikan pajak baru. Massa yang marah menerobos garis polisi untuk menyerbu gedung parlemen di ibu kota Nairobi sebelum membakar beberapa bagian gedung.

Dalam pidatonya pada Selasa malam, Presiden Kenya William Ruto mengatakan segala cara akan digunakan untuk melawan upaya penjahat berbahaya yang merusak keamanan dan stabilitas negara.

Baca juga: Banjir di Kenya Tewaskan 70 Orang

Dia mengirim tentara untuk memadamkan protes. Beberapa kelompok menuduh aparat keamanan bereaksi berlebihan dengan menggunakan peluru tajam.

Dikutip BBC, Rabu (26/6/2024), Simon Kigondu, presiden Asosiasi Medis Kenya, mengatakan kepada kantor berita AFP, angka kematian 13 orang tersebut bukanlah angka final.

Ada juga laporan yang belum terverifikasi di media sosial mengenai puluhan orang yang ditembak mati oleh pasukan keamanan semalaman, serta laporan kematian di wilayah lain di negara tersebut tempat terjadinya protes.

Protes terhadap RUU keuangan yang tidak populer, yang mencakup beberapa kenaikan pajak, diketahui terus berlanjut hingga berhari-hari.

Namun ketegangan meningkat pada hari Selasa ketika anggota parlemen meloloskan rancangan undang-undang yang diamandemen.

Baca juga: Upaya Kudeta, Komandan Militer Bolivia Ditangkap

Para pengunjuk rasa menerobos masuk ke gedung parlemen, merusak bagian dalam dan membakar beberapa bagian kompleks. Gada upacara yang melambangkan kekuasaan legislatif dicuri.

Polisi kemudian melepaskan tembakan dengan peluru tajam, menurut Asosiasi Medis Kenya.

Wartawan BBC Mercy Juma di Nairobi melihat beberapa mayat tergeletak di jalan. Protes sebagian besar diorganisir oleh kaum muda melalui media sosial.

“Ada beberapa hal yang sulit dimengerti, seperti bagaimana Anda bisa mengenakan pajak pada roti sebesar 16%? Bagaimana Anda bisa mengenakan pajak pada pembalut wanita?” kata Derrick Mwathu, 24, kepada BBC, mengacu pada beberapa usulan yang terkandung dalam RUU awal .

Wanjeri Nderu, presiden Masyarakat Internasional untuk Hak Asasi Manusia, mengatakan kepada BBC bahwa apa yang terjadi selama demonstrasi itu seperti sedang berperang. Selain itu, polisi menggunakan peluru tajam.

Para uskup Katolik juga mengecam tindakan polisi tersebut dan memberikan imbauan serius kepada polisi untuk tidak menembaki para pengunjuk rasa dan juga mendesak para pengunjuk rasa untuk tetap damai.

Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres mengatakan dia sangat sedih dengan laporan kematian dan cedera, termasuk jurnalis dan dokter, terkait protes dan demonstrasi jalanan di Kenya.

Baca juga: Serangan Israel Hantam Gedung di Lebanon, 5 Orang Terluka

Dia juga meminta pihak berwenang Kenya untuk “menahan diri” dan menyerukan agar semua demonstrasi berlangsung damai. Dengarkan berita terkini dan pilihan berita kami langsung di ponsel Anda. Pilih saluran berita favorit Anda untuk mengakses saluran WhatsApp virprom.com: https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan Anda telah menginstal aplikasi WhatsApp.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back To Top